Pages

Tuesday, October 30, 2018

AS Siap Bantu Indonesia Menyelidiki Penyebab Jatuhnya Lion Air JT 610

Kecelakaan Lion Air JT 610 cukup mengejutkan karena pesawat terbang tersebut merupakan salah satu keluaran terbaru Boeing, tipe Boeing 737 MAX 8 registrasi PK-LQP. Burung besi tersebut baru dikirim dari Seattle --markas Boeing-- ke Indonesia pada Agustus 2018, menurut laporan situs pemantau kedirgantaraan Flight Radar 24.

Analis aviasi, Gerry Soejatman mengatakan kepada BBC, meski pesawat tua adalah yang paling berisiko tinggi celaka, namun, ada juga pesawat baru yang 'bermasalah' dan meningkatkan risiko insiden.

"Jika itu sangat baru, kadang-kadang ada ragam masalah (snags) yang hanya menampakkan diri setelah mereka digunakan secara rutin," katanya. "Itu biasanya bisa disortir (dalam) tiga bulan pertama."

Dalam istilah dunia kedirgantaraan, snags adalah ragam masalah yang dirasakan oleh pilot dan kopilot saat menerbangkan pesawat. Ragam masalah itu, sesuai namanya, bermacam-macam dengan tingkat keseriusan yang berbeda-beda, seperti 'getaran aneh di kokpit', 'suara mesin yang tak wajar', dan lain sebagainya.

Snags yang dirasakan pilot dan kopilot saat menerbangkan pesawat kemudian dicatat dalam 'log book' atau catatan penerbangan. Usai melakukan penerbangan, 'log book' itu kemudian diserahkan kepada teknisi maskapai agar mereka bisa menyelesaikan masalah yang dirasakan pilot saat terbang.

Analis lain, Jon Ostrower dari majalah penerbangan ternama The Air Current mengatakan, "selalu ada masalah, termasuk pesawat baru ... itu biasa, tetapi (pada pesawat baru) masalah itu jauh dari sesuatu yang akan mengancam keselamatan sebuah pesawat terbang".

Dia menambahkan bahwa pesawat baru umumnya "menikmati liburan pemeliharaan karena semuanya sangat baru, bukan sebaliknya".

Kedua analis mengatakan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan pasti tentang apa yang salah dengan Penerbangan JT 610.

"Saya tidak tahu apa yang akan membuat pesawat baru ini mengalami kecelakaan," kata Ostrower kepada BBC. "Ada banyak faktor berbeda yang dapat menyebabkan kecelakaan seperti ini."

Sementara Gerry Soejatman mengatakan dia percaya mungkin ada masalah teknis yang menjadi penyebab kecelakaan, tetapi, "masih sangat dini untuk menyimpulkan".

"Kami benar-benar dapat hanya menentukan penyebabnya ketika kami mendapatkan lebih banyak informasi," katanya.

Sedangkan pakar lain percaya bahwa faktor-faktor seperti kesalahan manusia atau pengawasan air traffic yang buruk mungkin berada di balik tragedi Lion Air JT 610.

Menurut Boeing, seri 737 MAX adalah pesawat dengan penjualan tercepat dalam sejarahnya, dan telah mengumpulkan hampir 4.700 pesanan. Seri MAX 8 telah dipesan oleh berbagai maskapai penerbangan termasuk American Airlines, United Airlines, maskapai Norwegia, dan FlyDubai.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2St2BD3

No comments:

Post a Comment