Liputan6.com, Bangka Tengah - Sejumlah warga Desa Celuak, Kecamatan Simpangkatis, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 'menyulap" lahan kritis bekas penambangan bijih timah menjadi areal perkebunan bawang merah. Tingkat produksi kebun ini mencapai 1,3 ton.
Ketua Kelompok Tani "Berkah Abadi" Desa Celuak, Soikhu di Bangka Tengah, mengatakan, saat ini pihaknya secara kelompok sudah menggarap hampir satu hektare lubang bekas penambangan bijih timah menjadi areal perkebunan bawang merah.
"Ini berawal dari sebuah tekad dan kepedulian terhadap lingkungan, bermula ingin memulihkan lingkungan menjadi berdaya guna dan bermanfaat secara ekonomi," ujarnya, dilansir Antara.
Berangkat dari tekad demikian, Soikhu bersama warga yang lain membentuk sebuah kelompok tani dan mengolah lahan kritis itu menjadi areal perkebunan bawang merah.
"Saat ini sudah tertanam sekitar seperempat hektare dan sudah berhasil panen sebanyak 1,3 ton dengan waktu tanam 55 hari," ujarnya.
Ia mengaku membudidayakan bawang merah di kawasan eks pertambangan bijih timah itu sebuah pekerjaan setengah gila, namun karena kerja keras dan tekad yang kuat sehingga pada akhirnya mendapatkan hasil sesuai harapan.
"Memang besar tantangannya membuka lahan perkebunan di lahan bekas tambang timah karena kami tidak hanya mengolah dan menanam saja, tetapi juga merehabilitasi lahan yang sudah rusak dan tentu saja biayanya cukup besar dibanding berkebun di lahan biasa," katanya.
Menurut dia, dengan harga bawang merah Rp 25 ribu per kilogram masih bisa mendapatkan untung setelah dikeluarkan biaya operasional.
"Kendati membutuhkan biaya besar mengolah lahan bekas tambang menjadi perkebunan bawang merah, namun setelah dihitung-hitung kami masih bisa mendapatkan untung," ujarnya.
Simak juga video pilihan berikut ini:
No comments:
Post a Comment