Liputan6.com, Washington D.C. - Amerika Serikat (AS) masih terus berkutat dengan kontroversi senjata api. Mudahnya akses membeli senjata itu selalu disebut sebagai dalang terjadinya penembakan massal di negara tersebut.
Kalangan progresif terus berupaya memperketat regulasi pembelian senjata api, namun mereka selalu dijegal kalangan konservatif yang menganggap kepemilikan senjata api adalah hak yang dijamin konstitusi.
Berdasarkan laporan USA Today, Minggu (29/12/2019), pembunuhan massal di AS pada tahun ini lebih tinggi sejak tahun 1970-an. Mayoritas pembunuhan terjadi akibat penembakan massal.
Laporan itu dikompilasi oleh USA Today bersama The Associated Press dan Universtas Northeastern. Pembunuhan massal diartikan sebagai tindakan yang membunuh empat orang atau lebih.
Dan berikut tiga pembunuhan paling parah akibat penembakan massal tahun ini di AS:
1. Penembakan Virginia Beach
Tanggal kejadian: 31 Mei 2019
Korban jiwa: 12 orang dan 1 penembak
Kejadian terjadi beberapa jam setelah pelaku bernama DeWayne Craddock (40) mengundurkan diri dari pekerjaannya di Municipal Center kota Virginia Beach.
Polisi menembak mati pelaku di TKP.
Ia masuk ke lokasi dan menembak 12 orang yang terdiri atas rekan kerja dan orang asing. Hingga kini, belum jelas apa motivasi pelaku sebenarnya.
2. Penembakan El Paso
Tanggal kejadian: 3 Agustus 2019
Korban jiwa: 22 orang
Penembakan di El Paso, Texas, adalah yang paling mematikan di AS tahun ini. Pelakunya adalah Patrick Curcius (21) yang sebelum kejadian memposting sebuah manifesto rasis di sebuah forum internet.
Kejadian berlangsung di Walmart. Target penembakannya adalah ras hispanik. Setelah beraksi, pelaku menyerahkan diri kepada polisi yang datang ke lokasi.
Pada Oktober lalu, pelaku akhirnya dibawa ke pengadilan dan mendengarkan dakwaannya, namun ia mengaku tidak bersalah atas dakwaan (pleaded not guilty).
Proses peradilan masih berlanjut dan jaksa penuntut El Paso mengupayakan hukuman mati.
3. Penembakan Dayton
Tanggal kejadian: 4 Agustus 2019
Korban jiwa: 9 orang dan 1 pelaku
Penembakan Dayton, Ohio, terjadi tempat sehari. Pelaku bernama Connort Betts (24) dan melancarkan aksinya di klub malam Ned Pepper.
Aksinya membunuh 10 orang dan melukai 27 orang lain. Kejadian berlangsung sangat cepat, yakni 30 detik. Pelaku diduga mengantu ideologi kekerasan.
Beruntung, ada polisi di tempat kejadian. Pelaku pun langsung ditembak mati polisi di tempat kejadian sehingga tak ada korban lain yang jatuh di klub yang sedang ramai itu.
No comments:
Post a Comment