Liputan6.com, Milwaukee Meski makan ikan yang kaya asam lemak omega-3, mumi yang hidup di Greenland 500 tahun lalu ternyata menderita penyumbatan arteri. Hasil pemindaian mumi dari Greenland abad ke-16 terungkap dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open.
Mumi tersebut menderita aterosklerosis, yaitu penumpukan plak lemak, kolesterol dan kalsium di pembuluh darah, yang mengakibatkan kematian. Para peneliti meneliti empat mumi Inuit yang diawetkan dengan sangat baik.
Keempat mumi mengonsumsi makanan kaya omega 3 yang berbasis di laut, terutama ikan untuk melihat apakah asam lemak omega 3 dapat berpengaruh signifikan pada arteri.
"Diet kaya omega-3 mungkin tidak menjamin dapat mencegah penumpukan plak. Tapi kami belum yakin, faktor-faktor lain apa yang berperan sehingga mumi yang diteliti mengalami penyumbatan arteri. Padahal, mereka konsumsi ikan," tulis ahli jantung L Samuel Wann dari Ascension Healthcare di Milwaukee, dikutip Mail Online, Senin (30/12/2019).
Padahal, makanan kaya asam lemak omega 3, seperti ikan berperan mengurangi pembentukan plak pada arteri.
Arteri Menjadi Lebih Tebal
Para peneliti menggunakan CT scan untuk mengambil gambar lebih rinci dari bagian dalam tubuh mumi, yang kemudian dianalisis Wann dan timnya dari empat ahli jantung serta dua ahli radiologi.
Tiga dari mumi ditemukan mengalami kondisi yang disebut calcified atheroma--akumulasi plak berlemak di arteri. Penumpukan plak tersebut serupa dengan kondisi aterosklerosis--plak yang terbentuk di dinding arteri. Akibatnya, arteri menjadi lebih tebal.
Ketika terbentuk plak, akan terjadi iritasi pada dinding pembuluh darah sehingga memicu respons peradangan.
"Faktor-faktor lain, seperti asap yang dihasilkan dari penggunaan api dalam gubuk tempat mereka tinggal bisa mendorong peningkatan aterosklerosis pada populasi mumi Inuit kuno ini," tulis Wann.
Penelitian soal mumi dipublikasikan dalam jurnal berjudul Atherosclerosis in 16th-Century Greenlandic Inuit Mummies pada 27 Desember 2019.
Konsumsi Makanan Kaya Omega-3
Samuel dan rekannya mempelajari empat mumi Inuit yang diambil dari koleksi Museum Arkeologi dan Etnologi Peabody di Cambridge, Inggris. Sebagian besar mumi diawetkan oleh hawa dingin.
Mumi ditemukan di Pulau Uunartaq, lepas pantai Greenland pada tahun 1929.
Berdasarkan pakaian dan barang-barang kuburan di sekitarnya, para arkeolog menyimpulkan bahwa mumi dimakamkan pada tahun 1500-an.
Selama hidup, mereka tinggal di gubuk-gubuk yang terbuat dari batu, tulang ikan paus, dan kulit anjing laut. Mereka berburu naik kayak dengan tombak, busur dan panah.
Mangsa mereka termasuk ikan, burung, mamalia laut, dan karibu. Seluruh makanan cenderung kaya akan asam lemak omega-3.
Berdasarkan fitur kerangka dan gigi, para ahli mumi yang diteliti terdiri dua pria dan dua wanita antara usia 18-30 tahun.
No comments:
Post a Comment