Kegelapan menyelubungi Eropa kala itu. Siang hari kelabu, orang-orang menatap curiga Matahari yang tertutup noktah besar, titik hitam yang jelas terlihat dengan mata telanjang.
"Bintik besar pada matahari itu menimbulkan kekhawatiran yang tak masuk akal, juga prediksi absurd," demikian dikabarkan London Chronicle saat itu. Ada yang menudingnya sebagai penyebab cuaca aneh dan basah di musim panas kali ini. Banyak pula yang menyebut, itu adalah sinyal panas sedang dihisap keluar dari Bumi; pertanda kepunahan atau akhir dunia."
Di Ghent, Belgia, kepanikan melanda saat bunyi terompet berbunyi nyaring di tengah badai. Tiga perempat penduduknya bergegas keluar rumah, berlutut di jalan-jalan, menangkupkan telapak tangan, berdoa dengan tubuh gemetar.
Namun, tak ada apapun yang terjadi. Kiamat tak jadi datang. Orang-orang tak tahu, apa yang dikira sebagai suara 'sangkakala ketujuh', ternyata terompet milik para serdadu resimen kavaleri yang ditiup angin kencang.
Di pesisir Belgia, suara itu dijuluki 'mistpouffers'; di delta Sungai Gangga dan Teluk Bengala akrab disebut 'Bansal guns'. Sejarah mencatat, bunyi itu dilaporkan terdengar sejak tahun 1870 – kala bahan peledak dan meriam belum ada di wilayah tersebut dan pistol jumlahnya baru hitungan jari.
Di Italia, suara itu disebut 'brontidi' -- atau berarti mirip suara petir. Dan oleh penduduk Harami di Shikoku, Jepang, itu dikenal sebagai 'yan'.
"Apa yang sesungguhnya jadi penyebabnya adalah tantangan menarik (untuk dipecahkan). Apapun itu," kata ahli gempa, David Hill, ilmuwan emeritus di Badan Survei Geologi AS (USGS) di Menlo Park, California, seperti dikutip dari situs sains, LiveScience.
Sejumlah penjelasan masuk akal ditawarkan untuk menguak misteri itu. Termasuk, gempa, ledakan batu (rock bursts), lumpur gunung berapi, gas yang keluar dari lubang, gelombang yang dipicu badai, tsunami, meteor, suara halilintar dari kejauhan, hingga apa yang dinamai pasir yang meledak atau booming sands.
"Ada banyak banyak proses alam yang mungkin diduga bertanggung jawab atas fenomena tersebut," kata Hill dalam jurnal ilmiah Seismological Research Letters.
Dan itu terjadi sejak lama. Saksi mendeskripsikan suara milik bom meriam atau batu-batu yang berjatuhan yang mengiringi terjadinya gempa kecil hingga sedang di Inggris dari tahun 1880 hingga 1916.
Dalam makalahnya di Seismological Research Letters, David Hill juga mengemukakan kemungkinan 'tersangka lain' yang berasal dari langit: meteor.
Dia mengatakan, meteor bisa menghasilkan ledakan sonik dan meledak secara drastis karena ia terbakar di atmosfer dan turun dengan kecepatan tinggu menuju Bumi. “Bisa jadi fisik batu angkasa tersebut lenyap sebelum ledakan sonik terdengar, terutama pada siang hari,” kata Hill.
Ahli geofisika Elchin Khalilov dan timnya juga angkat bicara tentang suara aneh, yang oleh sebagian orang disebut sebagai "The Sound of the Apocalypse” – suara akhir zaman.
"Kami telah menganalisis suara-suara tersebut dan menemukan bahwa sebagian besar dari spektrum mereka adalah infrasonik, yang tak bisa didengar manusia," demikian penjelasan Khalilov seperti dikuti dari situs Book of Research.
Apa yang didengar orang-orang hanya sebagian kecil dari kekuatan sesungguhnya suara dari tersebut. "Terdapat emisi akustik berfrekuensi rendah dengan kekuatan antara 20-100 Hz yang dimodulasi oleh gelombang infrasonik ultra rendah 0.1 sampai 15 Hz," tambah Khalilov.
Dalam ilmu geofisika, fenomena tersebut dikenal sebagai acoustic-gravity waves atau gelombang akustik gravitasi yang terbentuk di atmosfer bagian atas, terutama di area perbatasan antara atmosfer dan ionosfer.
Menurut ilmuwan asal Azerbaijan itu, ada banyak kemungkinan yang menyebabkannya: gempa, erupsi gunung berapi, topan, badai, atau tsunami.
Yang jelas, kata Khalilov, sumber dari fenomena itu adalah sebuah proses yang melibatkan energi superbesar. Misalnya, badai matahari (solar flare) yang kuat. Aliran energi yang diakibatkannya bisa mengarah ke Bumi, lalu mendestabilisasi magnetosfer, ionosfer, dan atmosfer bagian atas. Memicu gelombang akustik gravitasi.
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2GKIjTJ
No comments:
Post a Comment