Liputan6.com, Jakarta - Bawaslu meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengawasi perpindahan penduduk yang terdampak bencana alam. Sebab, ada kemungkinan, mereka berpindah dari tempat tinggalnya, entah ke pengungsian maupun ke wilayah lain.
Hal ini tertuang dalam empat rekomendasi Bawaslu terkait daftar pemilih tetap (DPT), daftar pemilih tambahan (DPTb), dan daftar pemilih khusus (DPK) yang dikeluarkan pada awal tahun ini.
"Perpindahan penduduk sebagai dampak dari bencana alam harus dapat segera diketahui jumlah pemilihnya, lokasi terakhir mereka dalam menjamin hak pilih, harus diketahui," kata tenaga ahli Divisi Pengawasan dan Sosialisasi Bawaslu, Masykurudin Hafidz, dalam siaran tertulisnya, Jakarta, Selasa (1/1/2019).
Menurut dia, KPU juga direkomendasikan memberi perhatian lebih terhadap tempat yang menjadi konsentrasi pemilih. KPU harus mengecek ketersediaan Surat Pindah Memilih (A5).
Oleh karena itu, KPU perlu memetakan kebutuhan ketersediaan formulir A5 sehingga kebutuhan surat suara juga dapat diketahui. Pemetaan ini dapat dilakukan dengan mendata pemilih di SMA atau sederajat, perguruan tinggi, pondok pesantren, rumah sakit, dan lapas/rumah tahanan.
Bawaslu sendiri telah mengumpulkan informasi di 448 Kabupaten/Kota di 34 propinsi tentang tempat-tempat yang berpotensi terdapat DPTb. Pada ratusan kabupaten/kota tersebut terdapat 20.082 SMA, 3.153 perguruan tinggi, 17.394 pondok pesantren dan 450 lapas/rumah tahanan yang harus dicek kebutuhan formulir A5-nya.
Selain itu, Bawaslu masih menemukan penduduk yang memiliki hak pilih tetapi belum memiliki e-KTP hingga 31 Desember 2018. Mereka terdaftar dalam DPT, namun belum melakukan perekaman data e-KTP.
Bawaslu pun merekomendasikan agar KPU dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) melakukan jemput bola untuk merekam data e-KTP.
"KPU bersama Dukcapil dapat melakukan percepatan perekaman berdasarkan pada formulir A.C-KPU untuk memastikan kepemilikan dokumen KTP elektronik dan melakukan jemput bola kembali dengan mendatangi lokasi-lokasi yang teridentifikasi penduduk yang belum melakukan perekaman," kata Masykurudin.
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2R1lAHH
No comments:
Post a Comment