Saat menjalani hari-harinya di sekolah, benih cinta dari hati Engtay muncul. Ia tertarik kepada sosok laki-laki bernama Sampek. Meski Sampek tidak mengetahui jika Engtay, teman dekatnya adalah seorang perempuan.
Hari-hari berlalu, Engtay menjalani hari dengan bahagia bersama Sampek di sekolah. Sampai kemudian hari orang tua Engtay tahu. Jika putrinya jatuh cinta kepada seorang pria biasa, Engtay pun dipaksa pulang oleh orang tuanya.
Tak mau kehilangan Engtay, Sampek mengikutinya sampai di dekat rumah. Rasanya berat bagi Sampek untuk kehilangan seseorang yang sudah ia cintai, begitu juga dengan Sampek dalam perjalanan menuju pulang ia sangat sedih.
"Waktu saya ke Hancho, enam tujuh tahun yang lalu, di sana diceritakan bahwa ketika ingin berpisah Sampek dan Engtay itu ada jembatan. Itu ada 18 kali mereka balik sini, balik kiri, balik kanan, 18 kali. Saking beratnya berpisah, itu orang Cina yang cerita," tambah Hartono.
Sesampainya di rumah, orangtua Engtay ternyata sudah menjodohkan Engtay dengan seorang bupati. Engtay menentang keras permintaan orangtuanya. Meski begitu, ia tahu pada akhirnya harus akan tetap menikah pada bupati itu.
Engtay terus memikirkan sang pujuaan hatinya, Sampek. Ia memberanikan diri untuk menemui Sampek ke sekolah sebelum dirinya dipinang oleh lelaki lain. Waktu itu, Engtay memberi tanda untuk diberikan kepada Sampek bahwa ia sudah kembali.
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2GiQFQ9
No comments:
Post a Comment